Berita

Profil Dokter Sunardi, Viral Setelah Ditembak Densus 88

PMB Unigal
PMB Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
PMB Unigal
PMB Unigal
pmb Unigal
Aqsa Guest House

Reportasee.comProfil Dokter Sunardi saat ini menjadi viral dan perbincangan hangat di kalangan warganet pengguna sosial media di Indonesia.

Hal ini berawal dari tagar #PrayforDokterSunardi yang menjadi trending di Twitter.

Karena itulah banyak warganet bertanya sebenarnya ada apa?

Dari informasi yang beredar, Densus 88 menembak Dokter Sunardi ketika mendiang pulang dari tempat kerjanya.

Dokter Sunardi adalah salah satu anggota dari kelompok IDI di kawasan Sukoharjo.

Berdasarkan informasi yang beredar, Densus 88 menembak dr. Sunardi ketika tengah melakukan perlawanan.

Perlawanan ini dr. Sunardi lakukan saat Densus 88 sedang melakukan penggerebekan.

Adapun Densus 88 melakukan penggerebekan terhadap mendiang dokter Sunardi lantaran ia menjadi terduga sebagai seorang teroris.

Penangkapan itu terjadi pada tanggal 9 Maret 2022 lalu di kawasan Bendosari tepatnya Kabupaten Sukoharjo.

Kemudian meninggalnya dokter Sunardi pun menjadi sorotan serta perbincangan di kalangan publik.

Bukan tanpa sebab, pasalnya banyak orang menyebut bahwa dokter Sunardi adalah seorang aktivis kemanusiaan.

Selain itu dalam profil Dokter Sunardi yang beredar, kabarnya ia tengah menderita penyakit stroke.

Karena itulah mendiang harus memakai bantuan dari tongkat untuk beribadah ataupun menjalani kegiatan sehari-hari.

Sementara itu banyak dari kalangan masyarakat menyayangkan sikap dari pihak Densus 88.

Di mana pihak Densus 88 secara langsung menembak mati dokter Sunardi.

Lantaran sosoknya menjadi viral, banyak masyarakat mempertanyakan siapa dokter Sunardi?

Baru-baru ini beredar kesaksian dari banyak orang yang sempat mengenal dokter Sunardi semasa hidupnya.

Salah satu kesaksian yang menarik perhatian ada dari seorang dokter yang sempat mengenal dokter Sunardi ketika menjadi relawan gempa di Padang.

Dokter tersebut menuturkan sosok Sunardi adalah orang yang santun, sederhana serta dedikasinya terhadap kemanusiaan yang cukup tinggi.

Dia banyak belajar juga dari dokter Sunardi tentang pengorbanan serta pelayanan.

Setiap terjadi sebuah bencana, dokter Sunardi selalu mengirimkan relawan guna membantu untuk mengobati.

Mendiang akan mengobati tanpa memandang suku, ras ataupun agama.

Ketika tengah menjalankan tugas kemanusiaan, ia pun membeberkan lebih mendetail tentang profil Dokter Sunardi.

Dia mengatakan dokter Sunardi selalu membawa peralatan untuk medis dan bukan membawa berbagai senjata.

Selain itu beberapa waktu lalu, ketika bertemu dengan dokter Sunardi mendiang memakai tongkat.

Karena itulah dokter satu ini merasa tidak mungkin mendiang dokter Sunardi memberikan perlawanan.

Adapun dokter Sunardi merupakan alumni dari Universitas Sebelas Maret pada tahun 1986 silam dalam Fakultas Kedokteran.

Beliau meninggal tepat tanggal 10 Maret 2022 kemarin dan sudah melakukan tahap pemakaman.

Penangkapan terhadap mendiang dokter Sunardi pada dasarnya bukan tanpa alasan.

Sebab Densus 88 sudah menduga dokter Sunardi termasuk dalam teroris.

Sementara itu mengenai kebenarannya sendiri masih belum masyarakat ketahui secara pasti.

Tetapi banyak warganet terlebih pengguna Twitter meminta keadilan terkait meninggalnya aktivis kemanusiaan satu ini.

Di sisi lain Divisi Humas Polri memberikan klarifikasinya terkait penembakan terhadap dokter Sunardi.

Pihaknya memberikan klarifikasi lewat channel YouTube bernama Div Humas Polri.

Sebagai perwakilan, Brigjen Ahmad Ramadhan sebagai Karo Penmas Div Humas Polri pun ikut angkat bicara.

Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa dokter Sunardi saat it melakukan perlawanan secara agresif.

Saat kejadian, dokter Sunardi sampai menabrakkan mobilnya ke arah para petugas.

Para petugas itu menurut Brigjen Ahmad Ramadhan tengah melakukan upaya untuk memberhentikannya.

Alasan inilah yang membuat petugas Densus 88 sampai mengeluarkan tembakan kepada dokter Sunardi.

Demikian informasi tentang profil Dokter Sunardi dan kronologi meninggalnya dokter sebagai aktivis kemanusiaan tersebut.

Lanjutkan Membaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button