Game

Review Game Company of Heroes 3 – Perang di Bawah Matahari

PMB Unigal
PMB Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
PMB Unigal
pmb Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House

Game Company of Heroes 3 menjadi salah satu permainan yang perlu diantisipasi lebih lanjut oleh para pemain.

Terlebih Company of Heroes 3 hadir dengan berbagai mode dan jalan cerita yang begitu menyenangkan.

Tak heran jika Company of Heroes 3 menjadi salah satu game yang begitu dinantikan para gamers.

Review Game Company of Heroes 3

Pertama dalam satu dekade, game Company of Heroes 3 meliputi bagian depan Italia dan Afrika utara dari WW2.

Mulanya game ini dibayangkan hadir dengan latar cerita masa depan dan menjadi permainan strategi.

Selain itu banyak pemain yang membayangkan Company of Heroes 3 hadir dengan strategi real time dan menjadi genre populer di perangkat komputer.

Karena ketergantungannya ada kontrol mouse, rupanya itu tak pernah diterjemahkan dengan baik ke konsol.

Oleh sebab itulah, game dikombinasikan dengan kurangnya ide baru yang mendorong judul berikutnya.

Untuk saat ini, Microsoft dan Sega adalah satu-satunya pendukung terkenal dari genre Company of Heroes 3.

Walaupun Age of Empires 4 merupakan entri baru yang dirilis oleh Microsoft dan akhirnya dikembangkan oleh Sega’s Relic Entertainment.

Memulai debutnya di tahun 2006, Company of Heroes berawal dari ledakan strategi real time yang sudah melewati puncaknya.

Sebab itulah, Company of Heroes relatif tak biasa untuk genre dalam mode game pada saat ini.

Tetapi dalam banyak hal, Company of Heroes 3 lebih mengintimidasi dan tak jelas daripada sesuatu game populer lain.

Misalnya saja dalam game Halo Wars yang membuat pemain hanya mengarahkan dan mengklik kemana mereka ingin pergi.

Pada tingkatan fundamental, begitulah cara kerja Company of Heroes 3 di mata para pemain.

Walaupun ini jelas bukan simulasi, Company of Heroes 3 jauh lebih realistis dibandingkan rekan-rekannya dan mempunyai lebih banyak pilihan untuk setiap situasi.

Fokus Company of Heroes 3

Game Company of Heroes seri pertama rupanya berfokus kepada Front Barat, dan yang kedua di Rusia.

Sedangkan seri Company of Heroes 3 adalah terkait Afrika utara dan Italia dengan kampanye cerita terpisah untuk masing-masing gamenya.

Pemain bisa menambahkan empat faksi terpisah yaitu di Afrika Korps, AS, Inggris, dan Wehrmacht.

Selain itu, pemain mempunyai game yang penuh dengan konten bahkan sebelum dimulai.

Kampanye latar belakang game di Afrika yang lebih linier mencoba untuk memudahkan pemain baru dalam pengalamannya.

Namun faktanya cukup banyak hal yang harus dipikirkan dan permainannya tak sebaik yang pemain harapkan.

Game dengan Kustomisasi Tingkat Tinggi

Selain pengaturannya yang begitu unik, nilai jual lainnya dalam Company of Heroes yaitu kustomisasi tingkat tinggi untuk semua unit.

Bukan hanya itu, game ini hadir dengan banyak sub faksi, unit peningkatan, serta kemampuan dukungan yang dibayar menggunakan poin perintah dalam pertempuran.

Jadi ketika pemain mulai dengan infanteri biasa dan tidak berpengalaman, terdapat alur yang jelas untuk membuka kunci tank berat, dukungan udara, dan masih banyak lagi.

Ini merupakan konsep gamified yang kerap kali terlihat cocok dengan pengaturan lebih realistis.

Namun game tersebut bekerja dengan sangat baik dan memberi pemain semua pilihan yang dibutuhkan dan masa pencapaian dan penghargaan konstan.

Tetapi kombinasi kecepatan dan AI yang sangat kompeten tak menjadikan Company of Heroes 3 permainan pertama yang mudah bagi siapa pun.

Tak diragukan lagi mengapa Relic menemukan jeda taktis dan memungkinkan pemain mengantri pesanan ketika tindakan dibekukan.

Jelas saja jika game Company of Heroes 3 menjadi permainan yang begitu dinantikan semua gamers.

Lanjutkan Membaca
Back to top button