BeritaProvinsi Jawa BaratRegional

Konferensi Asia Afrika (KAA), Sejarah dan Negara Pesertanya

PMB Unigal
PMB Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
PMB Unigal
PMB Unigal
pmb Unigal
Aqsa Guest House

Reportasee.com – Peringatan Hari Konferensi Asia Afrika (KAA) setiap tahun terselenggara di Bandung dan jatuh pada tanggal 18 April.

Peringatan ini bertujuan untuk memupuk solidaritas global atau antar negara yang bernaung dalam KAA.

Pemerintah Kota Bandung biasanya menyelenggarakan hari peringatan Konferensi Asia Afrika dengan mengibarkan 109 bendera.

Bendera-bendera yang berkibar di Bandung merupakan bendera negara Asia Afrika serta 1 bendera negara PBB.

Di tahun ini, Museum KAA sudah mengibarkan 109 negara Asia Afrika dan 1 bendera PBB sebagai peringatan Hari KAA ke 66 tahun.

Bendera tersebut akan berkibar pada area komples Museum KAA hingga 30 April 2021.

tradisi pengibaran bendera ini menjadi suatu tradisi dalam penyelenggaran hari peringatan.

Dan Pemerintah Kota Bandung menyelenggarakan tradisi ini setiap tahun pada bulan April.

Biasanya pemerintah menunjuk paskibra sekitar 400 orang untuk mengibarkan bendera negara Asia Afrika dan PBB.

Namun di era pandemi seperti ini protokol kesehatan covid 19 menjadi pertimbangan pemerintah.

Sehingga pemerintah dan pengelola museum memutuskan bahwa staf internal Museum KAA yang akan mengibarkan bendera tersebut.

Sejak peristiwa KAA yang terlaksanan di Bandung, membuat kota ini memiliki banyak julukan.

Tidak heran jika dengan adanya Konferensi Asia Afrika 66 tahun silam menjadi warisan yang tidak ternilai bagi warga Bandung.

Sejarah Konferensi Asia Afrika

Berakhirnya Perang Dunia ke II tahun 1945 tidak lantas menyurutkan ketegangan antar negara.

Hadirnya Neo-kolonialisme yang menggantikan kolonialisme lama secara perlahan sehingga terjadi perang dingin.

Bahkan Negara Liberal-kapitalis mulai melemah dan kalah dengan Negara komunis.

Baca Juga :  DPUPR Koordinasi dengan DPKP Ciamis Hadapi Kemarau Panjang

Sehingga negara bekas koloni menjadi terancam dengan keberadaan negara-negara kuat yang akan memulai pertarungan.

18 April, memperingati Hari Konferensi Asia Afrika yang bermula dengan terjadi perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet.

Tetapi secara militer kedua negara ini tidak pernah berhadapan secara langsung.

Akan tetapi disisi lain baik negara Amerika Serikat maupun Uni Soviet memiliki nuklir.

Dengan adanya nuklir, kedua negara ini bisa saling menghancurkan satu sama lain.

Hal ini tentu menjadi masalah baru dalam kawasan Asia Afrika, bahkan para sekutu dari dua negara tersebut turut membantu.

Uni soviet mendapat bantuan dari negara satelit miliknya, sedangkan Amerika Serikat mendapat bantuan dari NATO.

Dengan terjadinya perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, sebagian besar negara termasuk Negara Indonesia menolak untuk terlibat.

Negara yang menolak memiliki alasan yaitu menentang kolonialisme secara keras.

Negara yang menentang kolonialisme membentuk konferensi Asia Afrika sesuai usulan Perdana Menteri Indonesia yang berangkat dari Koferensi Kolombo.

Perdana Menteri Indonesia memberikan usulan untuk mengadakan konferensi dengan melibatkan negara-negara yang berada di kawasan Asia Afrika.

Dan seluruh negara menyetujui usulan tersebut dan mengusulkan Indonesia sebagai tuan rumah konferensi.

Negara Peserta Konferensi Asia Afrika 18 April

Bermula dengan lima negara yang membentuk konferensi yaitu Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan juga Burma.

Pada tanggal 15 Januari 1955, lima negara tersebut mengirim pesan atau undangan kepada 25 negara untuk hadir dalam konferensi.

Namun di antara 25 negara tersebut ada dua negara yang tidak bisa datang dalam KAA, yaitu negara Nyasaland dan Federasi Rhodesia.

Hal ini lantaran kedua negara tersebut belum merdeka saat itu dan masih menjadi jajahan Bangsa Inggris.

Baca Juga :  Wabup Apresiasi Peran STIKes Muhammadiyah Ciamis dalam IPM

Setelah 23 negara lainnya setuju untuk hadir, sehingga penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tanggal 18 April langsung digelar hingga 24 April 1955.

Dalam konferensi ini seluruh negara akan membahas mengenai kabar berita tentang kolonialisme, hak asasi manusia, budaya, ataupun ekonomi.

Rata-rata negara yang bergabung dalam konferensi merupakan negara yang telah merdeka.

Oleh karena itu pembahasan yang menjadi inti dalam konferensi ini adalah segala masalah yang berkaitan dengan negara yang baru saja merdeka di Asia Afrika.

Tidak hanya membahas kabar berita seputar negara di Asia dan Afrika, dengan terseleggaranya konferensi tersebut bertujuan untuk mendeklarasikan perdamaian di dunia.

Selain itu antar negara yang bernaung dalam KAA dapat menjadi kerjasama internasional.

Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung

Dengan terpilihnya Kota Bandung sebagai tempat penyelenggaraan KAA, membuat beberapa nama gedung dan jalan berubah agar relevan.

Mulai dari sebagai sebagian Jalan Raya Timur yang berubah nama menjadi Jalan Asia Afrika.

Kemudian Societeit yang berubah menjadi Gedung Merdeka, dan Gedung Dwiwarna sebagai ganti Pension Fund Building.

Terdapat acara The Bandung Walks untuk memulai perayaan konferensi yang terselenggara di Kota Bandung.

Dalam acara ini para delegasi yang terlibat berjalan mulai dari Hotel Homann dan Preanger.

Serta menjadikan Gedung merdeka sebagai titik akhir perjalanan dalam acara ini.

Konferensi yang terselenggara di Bandung mengundang 29 negara yang berada di kawasan Asia Afrika, antara lain :

  • Indonesia
  • Jepang
  • Afganistan
  • China
  • Burma
  • Pakistan
  • Thailand
  • Turki
  • Kamboja
  • India
  • Mesir
  • Laos
  • Lebanon
  • Sri Lanka
  • Ghana
  • Iran
  • Iraq
  • Nepal
  • Libya
  • Liberia
  • Filipina
  • Yordania
  • Vietnam Utara
  • Vietnam Selatan
  • Yaman
  • Sudan
  • Syria
  • Etiopia
  • Arab Saudi
Baca Juga :  Taruna Garden, Kebun Kopi Arabika Organik Pertama di Pangandaran

Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika

18 April, memperingati Konferensi Asia Afrika yang bersejarah bagi masyarakat Kota Bandung.

Setiap tahun pemerintah dan warga mengadakan acara pawai atau acara lain untuk merayakan.

Tradisi ini memiliki tujuan untuk mengenang bersatunya negara-negara yang berada di kawasan Asia Afrika.

Karena dahulu negara-negara tersebut pernah merayakan dari kemerdekaan yang berbung dalam konferensi secara bersama-sama.

Pada tahun 2020, Museum KAA bekerja sama dengan Diplomasi Publik Kemlu serta Direktorat Jendral Informasi.

Kerjasama tersebut bertujuan untuk memperingati hari KAA yang ke 65 tahun.

Berbagai acar yang terselenggara bersifat edukatif dan juga selebrasi sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

Acara yang diadakan antara lain Bandung Historical Study Games dan ada juga Internasional Students Gathering (ISG).

Kedua acara di atas yang memeriahkan kegiatan peringatan hari KAA di Kota Bandung.

Namun di tahun 2021, dengan adanya pandemi covid 19, pemerintah meniadakan acara peringatan untuk Hari KAA.

Sebagai simbolis untuk memperingati, pemerintah Kota Bandung hanya mengadakan pengibaran bendera negara Asia Afrika dan PBB di kompleks museum.

Dan yang bertugas untuk mengibarkan tidak lain adalah staf internal Museum KAA.

Selain itu pemerintah dan pihak museum mengadakan kegiatan secara virtual menghindari keramaian.

Mulai dari kegiatan menggalang pesan mengenai solidaritas dan kemanusiaan dari generasi muda berupa surat serta video pendek melalui media sosial Museum KAA.

Kemudian ada juga peluncuran buku sejarah, peluncuran film dokumenter, lomba edukasi, dan lomba story telling anak secara daring.

Tidak hanya itu Museum KAA juga menyumbang 1000 masker untuk masyarakat Bandung melalui pemkot setempat.

18 April, memperingati Hari Konferensi Asia Afrika di Bandung dengan mengadakan acara secara virtual selama pandemi.

Dan webinar bertema kemanusiaan dan solidaritas internasional untuk kesehatan dunia melengkapi kegiatan peringatan.

Lanjutkan Membaca
Back to top button