Artikel

Wisata Sejarah Museum Pesanggrahan Langenharjo Sukoharjo Jateng

Repotasee.com – Wisata Bersejarah Museum Langenharjo Sukoharjo Jateng. Sukoharjo merupakan kabupaten paling kecil di Provinsi Jawa Tengah.

Berada pada 12 km dari Kota Surakarta, dan berbatasan dengan beberapa kota di sekitarnya seperti Boyolali, Wonogiri, dan Klaten.

Memiliki luas wilayah 466 km persegi yang terdiri dari 12 kecamatan.

Kota Sukoharjo memiliki slogan yakni MAKMUR, yang berarti Maju, Aman, Kontruksional, Unggul dan Rapi.

Kota Sukoharjo memiliki banyak sekali julukan seperti Kota Batik, Kota Jamu, Kota Tekstil, Kota Pramuka, Kota Gamelan hingga Kota Gadis (Perdagangan, Pendidikan dan Bisnis).

Julukan tersebut ada mengingat majunya kualitas Kabupaten Sukoharjo dalam berbagai sektor mulai dari  ekonomi, pendidikan, kesehatan hingga pariwisata.

Sekilas Informasi Tentang Museum Pesanggrahan Langenharjo

Terdapat berbagai obyek pariwisata yang ada di Sukoharjo, salah satunya yaitu Museum Langenharjo atau Museum Pesanggrahan Langenharjo.

Berada di Dusun III, Langenharjo, Sukoharjo. Beroperasi mulai pukul 08.00.

Berdasarkan informasi yang berasal dari masyarakat setempat.

Pada awal mulanya, Museum Langenharjo merupakan tempat singgah anggota keluarga Keraton Surakarta untuk beberapa keperluan seperti tempat bersantai, rapat hingga pagelaran pesta. 

Fasilitas, Jam Operasional dan Rute Perjalanan

Museum Langenharjo memiliki beberapa bagian bangunan yang terdiri dari kuncungan, pendopo pangkuran, gudang senjata, ruang tamu, pendopo pabasana, ruang kesatrian, ndalem ageng hingga kolam renang pada bagian belakang.

Obyek wisata museum Langenharjo memiliki fasilitas yang cukup memadai sepeti area parkir kendaraan, warung makan, kamar mandi, tempat istiahat, parkir, toilet.

Akses rute perjalanan menuju Museum Langenharjo tidaklah sulit.

Pengunjung bisa menggunakan kendaraan mobil atau motor pribadi kemudian mengikuti titik lokasi dengan bantuan teknologi seperti google map atau waze.

Apabila memakai kendaraan umum, maka bisa menggunakan bis atau angkutan umum dan meminta berhenti di Kecamatan Grogol.

Selanjutnya untuk menuju Desa Langenharjo, bisa melanjutkan perjalanan menggunakan ojek.

Daya Tarik Museum Langenharjo

Kabupaten Sukoharjo merupakan bagian dari wilayah Kasunanan Surakarta pada era pemerintah Hindia Belanda.

Setelah mengalami kemerdekaan hal inilah yang membuat Kasunanan Surakarta terlepas dari kedaulatan kerajaan karena memutuskan melebur menjadi kesatuan dalam wilayah Indonesia.

Hal ini pula yang menyebabkan daerah dibawah Kasunanan Surakarta ikut terlepas dan memutuskan untuk berdiri sendiri seperti halnya Kabupaten Sukoharjo.

Itulah alasannya mengapa masih ada kaitanya antara Sukoharjo dan Surakarta. 

Kemudian Daya tarik yang ada pada Museum Langenharjo sebenarnya berasal dari kisah sejarah yang melekat padanya.

Sejarah ini dilansir oleh masyarakat setempat yang meyakini bahwa Pesanggrahan berdiri setelah Sri Susuhunan Pakubuwono IX melakukan tapa dan semedi dengan cara menghanyutkan diri ke dalam Sungai Bengawan Solo.

Setelah tapa selesai, Pesanggrahan ini dibangun.

Pembangunan Pesanggarahan Langenharjo terlaksana pada masa Sri Susuhunan Pakubuwono IX yaitu pada tahun 1870 Masehi. Dan

Selesai dibangun pada era kepimpinan Sri Susuhan Pakubuwono X yaitu pada tanggal 15 Juli 1931.

Ketika masa pemerintahan Pakubuwono IX, Pesanggrahan Langenharjo sering terpakai untuk kegiatan kerajaan seperti rapat atau pertemuan dengan para petinggi kerajaan, pagelaran seni  hingga tempat untuk hiburan atau melepas penat anggota kerajaan.

Hal ini sesuai dengan nama “Langenharjo” yang berarti tempat untuk bersinggah dengan nyaman dan damai.

Pada bagian bangunan belakang Pesanggrahan Langenharjo terdapat kolam dengan enam kamar mandi.

Masyarakat setempat percaya bahwa air kolam renang Pesanggrahan Langenharjo dapat menjadi obat penyakit kulit.

Alasannya karena air kolam renang ini berasal dari aliran air Gunung Lawu yang mengandung Phosfaat, CO2, Sulfur, HCO, Hg dan Calcium.

Sehingga dapat menyembuhkan penyakit, tak hanya penyakit kulit tetapi juga ketika badan terasa lemas atau pegal-pegal.

Pesanggrahan Langenharjo sebagai saksi terwujudnya pakaian Beskap Langenharjan.

Beskap ini berlatar belakang adanya pertemuan antara Sinuwun PB IX dengan KGPAA Mangkunegaran ketika mengadakan pertemuan yang berketempatan di Langenharjo.

Keunikan pada beskap ini adalah perpaduan antara pakaian adat suku jawa dengan tambahan dasi mirip kupu-kupu dan rompi ala busana masyarakat Eropa.

Pada tahun 1990 Pesanggrahan Langenharjo ramai oleh para wisatawan, namun lambat-laun pengunjung yang datang mulai berkurang.

Mengalami Revitalisasi

Museum Langgenharjo mengalami revitalisasi untuk beberapa bagian gedung seperti pagar, penggantian usuk, reng, seng, talang dan kayu-kayu yag telah lapuk.

Hingga tembok yang sudah hampir roboh karena termakan usia.

Kegiatan Revitalisasi memiliki anggaran bersumber dari masyarakat pecinta budaya,.

Tujuan adanya pembangunan ini yakni untuk melestarikan cagar budaya pesangrahan langenharjo. 

Demikian pembahasan tentang Obyek Wisata Museum Langenharja atau Museum Pesanggarahan Langenharja.

Semoga harapannya ketika sempat untuk datang berkunjung ke Kabupaten Sukoharja dapat mampir untuk singgah.

Editor : Fenty Mustikasari


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Back to top button