Berita

Objek Wisata Bori’ Kalimbuang Toraja Utara Sulawesi Utara

Bori’ Kalimbuang Toraja Utara merupakan salah objek wisata yang harus Anda kunjungi ketika Anda sedang menghabiskan liburan di Toraja Utara Sulawesi Selatan.

Tanah Toraja Utara memang terkenal dengan panorama alam dan budaya yang masih terjaga, Bori’ Kalimbuang misalnya.

Objek wisata ini akan menawarkan pesona keindahan adat budaya setempat yang masih terjaga dengan baik.

Nikmati pengalaman tak terlupakan mengenal lebih jauh budaya setempat dan berbagai nilai luhur di dalamnya.

Penasaran? Yuk kita simak lebih lanjut penjelasannya.

Informasi Seputar Objek Wisata Bori’ Kalimbuang Toraja Utara Sulawesi Selatan

Objek wisata yang mendapatkan predikat sebagai salah satu warisan budaya UNESCO ini terletak di Jalan Poros Barana’.

Bori’ Kalimbuang Toraja yang sudah ada sejak tahun 1718 ini masih termasuk ke dalam wilayah Pangli, Kelurahan Bori’, Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara.

Untuk mencapai tempat ini Anda harus menempuh perjalanan dengan jarak kurang lebih 9 km dari arah Rantepao.

Pemandangan selama perjalanan pun tak kalah memanjakan mata Anda, dengan hamparan sawah yang luas dan udara yang masih segar.

Banyak orang menjulukinya sebagai Stonehenge Indonesia. Karena memang bentuknya yang terlihat mirip.

Keduanya sama-sama memiliki batu-batu tinggi yang berdiri tegak dan ukuran yang beragam.

Batu-batu ini juga terkenal dengan nama menhir.

Salah satu hal yang membedakan batu ini dengan Stonehenge adalah prosesnya.

Batu-batu di Bori’ Kalimbuang tidak terbentuk melalui proses alami.

Melainkan terbentuk terlebih dahulu, lalu kemudian di tanam dalam tanah.

Pembentukan dan penanaman batu ini di lakukan olah orang khusus.

Kehadiran menhir dan rumah adat Toraja menjadi sebuah perpaduan eksotik yaitu Tongkonan.

Menhir ini juga dapat Anda jadikan untuk spot foto yang instagramable.

Terlebih bari Anda yang menyukai aktivitas berburu latar foto memukau untuk menghiasi beranda sosial media.

Bori’ Kalimbuang tak hanya menawarkan keunikan menhir dan rumah adat Toraja.

Terdapat juga rumah panggung bernama Balakkayan.

Rumah ini berfungsi untuk pusat pembagian daging sembelihan kerbau atau babi dalam ritual mantunu tedong.

Tunggu, tak hanya itu, Anda juga akan menemukan tempat yang bernama Lakkian.

Lakkian merupakan tempat persemayaman jenazah selama upacara kematian berlangsung.

Bentuknya seperti Tongkonan namun dalam bentuk yang lebih kecil serta tidak memiliki dinding. Ia memiliki dua lantai.

Lantai pertama berfungsi sebagai tempat duduk untuk keluarga yang berduka, sedangkan lantai kedua merupakan tempat jenazah.

Baby Graves

Di tempat ini, Anda juga dapat menemukan sebuah kuburan batu berumur ratusan tahun, baby graves serta rumah adat yang memiliki 1000 handuk kerbau.

Kuburan bayi atau baby graves ini tidak seperti kuburan pada umumnya. 

Bayi-bayi yang menyusui akan bersemayam dalam batang pohon Tarra yang telah di lubangi.

Kemudian jenazah bayi akan dimasukan dan ditutup dengan ijuk. 

Masyarakat sekitar percaya, getah dari Pohon Tarra akan menggantikan air susu ibu bayi yang meninggal.

Menikmati objek wisata eksotik ini nyatanya tidak membuat kantong Anda jebol. 

Pasalnya Anda hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000 saja.

Maka Anda dapat langsung menikmati keindahan 102 menhir. 

Untuk jam operasional sendiri, tempat ini buka setiap hari mulai dari jam 08.00 – 22.00 WITA.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Back to top button