Berita

Ketupat, Sejarah Panjang dan Makna Mendalam Sajian Khas Lebaran

PMB Unigal
PMB Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
PMB Unigal
pmb Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House

Reportasee.com – Ketupat, sejarah panjang dan makna mendalam sajian khas Lebaran. Lebaran tanpa ketupat seperti sayur tanpa garam.

Kehadiran ketupat sebagai teman dari opor ayam dan sambal goreng kentang seolah menjadi tradisi tidak tertulis dalam setiap perayaan hari raya lebaran.

Tidak hanya dalam menu lebaran. Kita juga akan menemukan gambar ketupat dalam setiap spanduk hingga kartu ucapakan selamat lebaran, seolah ketupat menjadi symbol resmi dari perayaan idul fitri.

Biasanya, satu hari menjelang lebaran ibu-ibu akan sibuk menganyam janur kelapa menjadi sebuah bentuk kubus. Lalu anak-anak akan mendapat perintah untuk mengisinya dengan beras.

Pembuatannya pun tidak sebentar, malah kadang memakan waktu berjam-jam. Meskipun proses pembuatannya yang lama dan terbilang cukup sulit, tradisi ketupat saat lebaran nyatanya masih menjadi salah satu tradisi yang masih bertahan menembus zaman.

Pada tulisan kali ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai sejarah dan makna dari sajian khas lebaran ini. Penasaran? Yuk kita simak.

Sejarah dan Makna Ketupat

Arti Ketupat

Ketupat atau kupat merupakan sebuah hidangan khas Asia Tenggara yang berbahan dasar beras, kemudian bungkusnya berasal dari daun kelapa.

Yup, ketupat tidak hanya menjadi makanan khas di Indonesia. Kita masih bisa menjumpai ketupat di negara Asia Tenggara seperti Brunei, Singapura dan Negara tetangga kita, Malaysia.

Asal Mula Bentuk Ketupat

Bentuk ketupat ini merupakan representasi dari Dewi Sri. Siapa yang belum kenal dengan Dewi Sri? Dewi Sri merupakan dewi pertanian dan keesuburan, ia melindungi setiap kelahiran dan kehidupan, serta kekayaan dan kemakmuran.

Bagi masyrakat yang mayoritas menggantungkan hidup di sektor agraris seperti masyrakat pulau jawa, Dewi Sri menjadi dewi tertinggi dengan peranan penting yang masyarakat muliakan.

Bentuk ketupat pun terbagi menjadi dua bentuk utama, yaitu ketupat kepat dengan 7 sudut dan ketupat jajar genjang dengan 6 sudut. Keduanya memiliki bentuk dan alur anyaman yang berbeda.

Sejarah Ketupat Sebagai Sajian Khas Lebaran

Tradisi yang menjadikan ketupat sebagia salah satu sajian khas lebaran ini ternyata sudah berlangsung sejak abad ke-15.

Adalah Sunan Kalijaga yang memperkenalkan ketupat untuk pertama kali sebagai bentuk asimilasi budaya dan keyakinan. Sunan Kalijaga ingin menggeser paradigm ketupat yang lekat dengan pemujaan terhadap Dewi Sri menjadi sebuah lambang yang islami.

Keinginan Sunan Kalijaga juga mendapat persetujuan Kerajaan Demak di bawah kepemimpinan Raden Patah yang menjadikan ketupat sebagai simbol atau identitas budaya Indonesia dan budaya Islam.

Melalui Wali Songo, tradisi ini terus berlanjut dan terus menyebar keseluruh wilayah Indonesia.

Lalu kenapa ketupat harus menggunakan janur kelapa? Menurut H.J de Graaf dalam Malay Annal mengemukakan bahwa janur berfungsi untuk menunjukan identitas budaya pesisiran yang banyak terdapat pohon kelapa.

Warna kuning pada janur untuk membedakan warna hijau dari timur tengah dan warna merah yang berasal dari asia timur.

Makna Ketupat

Ketupat ternyata merupakan sebuah kata singkatan yang memiliki kepanjangan ‘ngaku lepat’, atau ‘laku papat’, yang berarti empat tindakan dalam bahasa jawa.

Lebih jauh lagi, empat tindakan ini merupakan implementasi dari pengakuan manusia terhadap berbagai dosa atau kesalahan yang ia perbuat.

Sedangkan empat tindakan tersebut adalah lebaran, leburan, luberan dan laburan. Lebaran memiliki arti selesai. Itulah kenapa di Indonesia hari raya Idul Fitri orang sebut sebagai lebaran. Karena lebaran menandakan usainya bulan ramadhan.

Saat lebaran kita akan mengunjugi tetangga dan sanak saudara utuk saling bermaaf-maafan. Momen ini tepat bagi semua orang untuk kembali mempererat tali silaturahmi antar sesama umat muslim.

Tindakan kedua, leburan memiliki makna peleburan semua dosa yang kita lakukan sebelum tibanya Idul Fitri. Kita semua berharap bahwa segala dosa ini allah ampuni dan maafkan hingga kembali dalam keadaan suci atau fitri.

Luberan yang merupakan tindakan ketiga, memiliki arti melimpah ruah. Di hari raya Idul Fitri, setiap orang yang memiliki materi lebih akan berbagi kepada sesame yang lebih membutuhkan. Inilah awal mula tradisi pemberian ‘THR’ kepada sanak saudara.

Tindakan terakhir adalah laburan yang berarti labor atau kapur. Kapur bukanlah kapur yang kita gunakan untuk menulis di papan tulis, namun kapus yang biasa digunakan untuk menjernihkan air.

Makna dari laburan adalah kembalinya manusia dalam keadaan suci seperti air yang berhasil jernih dengan kapur.

Selain Ketupat, Jannur juga merupakan singkatan yang merupakan kependekan dari “Jatining nur” atau hati nurani dalam bahasa jawa.

Filosofi Ketupat

Ketupat tidak hanya enak, mengenyangkan dan membuat rindu kampung halaman. Terdapat makna mendalam dari hidangan berbentuk kubus ini.

“Beras yang dimasukan ke dalam anyaman ketupat melambangkan nafsu duniawi yang dijejalkan ke dalam wadah berbentuk ketupat dan dianggap sebagai gambaran nafsu dunia yang dibungkus hati nurani,” tutur Slamet Mulyono, dalam kamus Pepak basa Jawa.

Bentuk ketupat juga memilliki makna sebagai papat limo pancer atau empat penjuru mata angin. Bentuk ini mengajarkan kita, untuk selalu melaksanakan shalat dimanapun kita berada.

Tidak hanya itu, ketupat juga memiliki banyak filofi mendalam lainnya. Rumitnya anyaman ketupat melambangkan symbol keberagaman dan kompleksitas dari masyarakat jawa saat itu.

Meskipun rumit, anyaman tersebut mampu melekat dan menopang satu sama lain menjadi sebuah bentuk yang kokoh. Ini merupakan anjuran bagi setiap orang untuk tetap saling menjaga tali silaturahmi tanpa memandang status atau kasta.  

Keduanya kalau digabungkan akan menjadi “Kupat Santen”, atau Kulo lepat nyuwun ngapunten yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti, saya salah mohon maaf.

Bagaimana? Sudah menyiapkan ketupat untuk besok? Atau masih sedang mengisi beras kedalam setiap selongsong ketupat?.

Kalau biasanya ketupat disantap bersama opor, sambal goring kentang, atau rending, pernahkah anda menyantap ketupat bersama mie instan atau bakso? Rasanya gak kalah nendang. Segera coba dan buktikan.

Kembali pada ketupat dengan nilai filosofis dan mana yang begitu dalam, semoga kita semua mendapatkan apa yang di simbolkan dalam 1 buah ketupat.

Kembali pada fitrah dengan hati yang bersih dan bebas dari dosa karena sudah mendapatkan maaf dan pengampunan dari sesama dan sang Maha.

Itulah sekilas mengenai sejarah dan makna ketupat, makanan khas sajian lebaran. Selamat lebaran!

Lanjutkan Membaca
Back to top button