Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengambil langkah yang mengejutkan dengan memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal buatan AS dalam serangan ke wilayah Rusia.
Keputusan ini memicu reaksi keras dari Moskow, yang menilai langkah tersebut dapat memicu eskalasi serius dalam konflik Ukraina-Rusia, bahkan mengarah pada risiko Perang Dunia III.
Langkah ini menandai perubahan besar dalam kebijakan Washington terhadap konflik yang telah berlangsung sejak 2022.
Dua pejabat AS yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim mengungkapkan bahwa Ukraina berencana melancarkan serangan jarak jauh pertama ke Rusia dalam beberapa hari ke depan menggunakan rudal ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 306 kilometer.
Namun, detail operasi ini dirahasiakan demi alasan keamanan.
Dinamika Politik di Balik Keputusan AS
Keputusan Presiden Biden ini diambil hanya dua bulan sebelum Donald Trump, presiden terpilih AS, resmi menjabat pada Januari mendatang.
Langkah ini juga merespons perkembangan terbaru, yakni dukungan militer dari Korea Utara kepada Rusia, yang semakin meningkatkan ancaman bagi Ukraina.
Selama berbulan-bulan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terus mendesak Washington untuk mengizinkan penggunaan senjata tersebut guna menyerang target jauh di dalam wilayah Rusia.
Meski Gedung Putih dan Pentagon enggan mengomentari kabar ini, sejumlah pengamat menilai perubahan kebijakan ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran AS terhadap pengaruh negara-negara yang mendukung Rusia dalam perang.
Rusia Bereaksi Keras
Moskow merespons keputusan ini dengan tajam. Maria Butina, anggota parlemen Rusia, menuduh pemerintahan Biden sengaja memperburuk situasi sebelum masa jabatannya berakhir.
Dalam wawancara dengan Reuters, Butina menyatakan harapannya bahwa Donald Trump akan membatalkan keputusan tersebut begitu dia menjabat.
“Butina menegaskan, ‘Keputusan ini membawa risiko serius memicu Perang Dunia Ketiga, sesuatu yang tidak diinginkan oleh siapa pun.’ Ia juga menuding pemerintahan Biden sengaja memperparah ketegangan demi meninggalkan warisan konflik yang lebih besar bagi penerusnya.”
Kremlin: Keterlibatan Langsung Barat
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menuding langkah ini sebagai bukti keterlibatan langsung negara-negara Barat dalam konflik Ukraina.
Menurutnya, operasi rudal jarak jauh tidak mungkin dilakukan sepenuhnya oleh Ukraina tanpa bantuan teknis dari negara-negara Barat, termasuk dalam hal penargetan dan pengoperasian.
Peskov juga mengingatkan pernyataan Presiden Vladimir Putin sebelumnya, yang menyebut keterlibatan NATO dan Barat dalam operasi semacam itu dapat dianggap sebagai langkah langsung menuju konfrontasi besar.
“Ini adalah bahaya dan provokasi nyata dari situasi ini,” tegas Peskov.
Respons Global dan Prospek Konflik
Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran baru akan eskalasi konflik yang melibatkan kekuatan besar dunia.
Beberapa analis menyebut langkah ini dapat memperburuk hubungan AS-Rusia, yang sudah berada pada titik terendah sejak Perang Dingin.
Di sisi lain, Ukraina memandang keputusan ini sebagai peluang untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia dalam mempertahankan kedaulatan mereka.
Sementara itu, dunia internasional menunggu respons lebih lanjut dari Presiden terpilih Donald Trump, yang diharapkan memberikan arah baru pada kebijakan luar negeri AS terhadap konflik Ukraina-Rusia.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.