Berita

Nasi Minyak Surabaya Viral, Enak Tapi Seram

PMB Unigal
PMB Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
H. Dindin Hardi S.Pd.,M.Pd
PMB Unigal
pmb Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
H. Dindin Hardi S.Pd.,M.Pd

Baru-baru ini nasi minyak Surabaya viral di kalangan warganet dan menjadi perbincangan di kalangan warganet.

Bukan tanpa sebab, banyak yang menyorot bahwa nasi minyak tersebut mengandung banyak minyak, sesuai namanya.

Di mana ramai warganet menyebut bahwa nasi minyak Surabaya viral tersebut merupakan sumber penyakit.

Memang tampak dengan jelas jika hidangan nasi minyak Surabaya viral ini penuh dengan minyak.

Sedangkan, minyak yang berlebihan dalam sebuah makanan menyebabkan berbagai penyakit bagi orang yang mengkonsumsinya.

Tak heran jika kemudian ramai warganet yang menyebut jika konsumsi nasi minyak tersebut menimbulkan berbagai penyakit.

Oleh sebab itu, beberapa warganet terbagi menjadi dua kubu berbeda.

Beberapa warganet mengatakan bahwa tak masalah jika mengkonsumsi nasi minyak sesekali.

Pasalnya, kolesterol tidak akan mudah menyerang tubuh orang yang mengkonsumsinya jika hanya memakannya sesekali.

Di samping itu, warganet banyak yang menyebut bahwa nasi minyak Surabaya tersebut rasanya sangat lezat.

Lokasi Nasi Minyak Surabaya yang Lagi Viral

Memang nasi minyak mendadak menjadi viral dan ramai didatangi pengunjung setelah beredar di sosial media Twitter.

Di mana nama nasi minyak yang viral tersebut yaitu Bebek Ayam Goreng yang berada di Kota Surabaya.

Hal ini tampak dari postingan TikTok @tiktok_kulineran serta di posting kembali oleh akun Twitter @txtdrkuliner yang menampilkan video penampakan nasi minyak itu.

Penamaan nasi minyak sendiri lantaran dalam penyajian beberapa lauk memang penuh dengan minyak mulai dari, ayam goreng, sambal, bebek goreng, sampai kol goreng.

Terlihat tempat makan gerobak yang terparkir di pinggir jalan itu tidak mempunyai nama spesifik.

Adapun penamaan nasi minyak sendiri merupakan julukan dari kalangan pembeli.

Tampak nasi minyak yang viral tersebut ramai diserbu oleh pecinta kuliner.

Ada juga bangku plastik untuk para pengunjung yang hendak menyantap nasi minyak di tempat.

Tak hanya nasi minyak, sebenarnya ada beberapa lauk yang terpajang di gerobak sang pedagang.

Lauk itu mulai dari bebek, jeroan, ayam dan kol yang menjadi favorit para pengunjung.

Walaupun minyak yang dipakai merupakan minyak bekas alias jelantah, menurut pemilik akun justru kenikmatannya berada di jelantah.

Sebab, rasa jelantah tersebut yang akan membuat makanannya semakin enak.

Berlokasi di Jalan Majapahit, Surabaya, tempat makan nasi minyak itu buka mulai dari jam 19.00 WIB.

Benarkah Minyak Jelantah dalam Nasi Minyak Semakin Enak?

Karena menjadi viral, banyak yang bertanya mengapa nasi minyak dengan minyak jelantah membuat rasanya enak?

Dokter spesialis gizi sendiri menuturkan bahwa pemakaian minyak pada makanan memang sengaja untuk memperkaya cita rasa.

Menurutnya, memang tak masalah jika mengkonsumsi minyak selama asupan yang dikonsumsi setiap hari.

Untuk takaran konsumsi minyak yaitu 5 sendok per satu hari bagi setiap orang.

Jika lebih dari itu, memang ada banyak dampak negatif dari konsumsi minyak bekas alias minyak jelantah seperti di dalam nasi minyak Surabaya.

Beberapa dampak negatif dari nasi minyak Surabaya antara lain:

1. Obesitas

Banyak orang yang tidak sadar kadar kalori serta lemak trans dalam minyak jelantah akan terus meningkat.

Bahkan sekalipun memasak menggunakan minyak zaitun, maka minyak tersebut akan menghasilkan lemak trans kalau digunakan berulang kali.

Kalori serta lemak trans berlebihan otomatis membuat berat badan orang yang mengkonsumsinya.

2. Adanya Infeksi Bakteri

Minyak yang telah digunakan berulang kali tentu menjadi sarang perkembangbiakan bermacam bakteri.

Bakteri itu biasanya berasal dari partikel dan remah sisa gorengan bekas menggoreng sebelumnya.

Tentu saja, menggoreng dengan minyak bekas mampu menyebabkan seseorang rentan terkena infeksi bakteri.

Hal ini jelas berada dalam menu nasi minyak Surabaya yang lagi viral tersebut.

Lanjutkan Membaca
Back to top button