Berita

Lonjakan Transaksi Kripto Miliaran Rupiah Viral, Diduga Aset Milik Indra Kenz

PMB Unigal
PMB Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
PMB Unigal
PMB Unigal
pmb Unigal
Aqsa Guest House

Lonjakan transaksi kripto miliaran rupiah saat ini menjadi perbincangan hangat warganet terutama para trader korban kasus Indra Kenz.

Sebelumnya ada dugaan afiliator binary option yakni Indra Kenz masih menyembunyikan aset miliknya dalam bentuk mata uang digital kripto.

Dugaan ini mencuat sesudah akun Twitter bernama @anvie memposting adanya lonjakan tajam pada salah satu kon kripto.

Di mana lonjakan yang terbilang tidak wajar ini terjadi pada tanggal 17 Maret 2022 lalu.

Pengunggah akun memang tak menyebutkan secara gamblang nama dari pemilik koin kripto tersebut.

Namun ia mencoba membeberkan fakta menarik yang mungkin saja berkaitan dengan afiliator binary option yang tengan tersandung masalah hukum.

Dalam cuitannya, pemilik akun ini mulanya mengaku mendapat permintaan dari seorang teman untuk menganalisa sebuah anomaly transaksi di salah satu koin kripto.

Kemudian ia pun menemukan fakta-fakta menarik yang mungkin saja bisa mengungkap tempat persembunyian aset kripto bernilai fantastis.

Adapun ia menduga aset yang bernilai fantastis itu milik tersangka afiliator binary option yang belum pihak kepolisian sita.

Dia menyebutkan bahwa sempat terjadi lonjakan yang cukup tajam pada sebuah koin kripto X.

Pada tulisannya, ia mengatakan ada sebuah transaksi besar di sebuah aset kripto X yang melejitkan harga.

Nominal harga awal aset itu mulanya 3 ribu rupiah menjadi Rp. 17.500 dalam waktu kurang dari 30 menit.

Menurutnya, hal seperti itu tak wajar untuk seseorang yang sudah lama ikut di dunia trading.

Sebab koin itu tak memperlihatkan perkembangan selama beberapa hari sebelumnya.

Warganet Curiga dengan Lonjakan Transaksi Kripto Miliaran Rupiah

Pemilik akun pun membeberkan kembali fakta selanjutnya dari lonjakan transaksi kripto miliaran rupiah.

Ia kemudian membeberkan adanya tiga transaksi yang ikut terlibat dengan aset Kripto X tersebut.

@anvie mengatakan ada akun yang menarik lantaran melakukan transaksi besar dari dan menuju alamat yang sama.

Alamat itu terus melakukan transaksi secara berkala di setiap beberapa menit.

Sampai akhirnya dia menemukan dua alamat lain yang mencurigakan pula.

Dari ketiga alamat tersebut, ia menemkan ada aset dengan nominal cukup fantastis yang ketiganya pegang.

Pada alamat pertama mempunyai sebanyak 763 aset sebesar $5,458,875 USD atau senilai 78 miliar rupiah.

Kemudian alamat kedua mempunyai aset sebesar 241 + 17 dengan nilai $3,701,593 atau setara dengan 53 miliar rupiah.

Di alamat terakhir, memiliki aset digital sebesar $8,677,694 USD atau senilai 124 miliar rupiah.

Dari pemaparan akun @anvie, ia mengarah ke kripto milik Indra Kenz yang sebelumnya mencapai 78 miliar rupiah.

Ia pun membandingkan portofolio e-wallet milik tersangka yang dia tunjukkan pada bulan Desember 2021 lalu.

Dari situlah bisa ita lihat koneksi yang melibatkan antara Binance dan Indodax.

Ulasan tersebut kemudian mendapatkan tanggapan dari warganet yang sempat menangkap layar penghasilan Indra Kenz di platform Indodax.

Dalam tangkapan layar itu, Indra Kenz mempunyai nilai aset sebesar 38 triliun dari transaksi digital kripto.

Warganet itu pun menyebutkan bahwa tengkapan layar tersebut murni berasal dari ponsel milik Indra Kenz.

Sementara itu Brigjen Whisnu Hermawan berkata pihaknya tengah melakukan penelusuran untuk aset-aset lain milik Indra Kenz yang berbentuk kekayaan digital.

Whisnu menuturkan, Bareskrim sudah menyurati pihak Indodax untuk kepentingan melakukan penyelidikan.

Memang sebelumnya, korban binary option meminta pihak kepolisian guna mengusut aset digital milik Indra Kenz atau Indra Kesuma.

Sebab ia menyebut Indra pernah memamerkan aset kripto miliknya di sosial media yang nilainya sangat fantastis.

Sampai saat ini, lonjakan transaksi kripto miliaran rupiah masih menjadi perhatian warganet.

Lanjutkan Membaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button