Berita

Sejarah Kota Depok, Kota yang Awalnya Memiliki Presidennya Sendiri

PMB Unigal
PMB Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
PMB Unigal
PMB Unigal
pmb Unigal
Aqsa Guest House

Tak banyak orang tahu tentang sejarah Kota Depok, yang ternyata pernah memiliki pemimpin berupa seorang presiden.

Depok sendiri merupakan salah satu kota besar yang berada di Jawa Barat, dan kini dipimpin oleh walikota bernama Muhammad Idris.

Kota Depok terletak tak jauh dari ibu kota Jakarta dengan perbatasan di daerah Cinere Depok, Jawa Barat.

Sejarah Kota Depok, Jawa Barat

Sebelum menjadi kota, Depok memiliki sejarah tersendiri sebagai sebuah daerah dengan kekuasaan presiden.

Di mana saat itu pada akhir abad ke 17, terjadi pembelian tanah di Depok dengan luas yang mencapai 12,44 km2.

Pembeli tanah di Depok adalah saudagar kaya raya bernama Cornelis Chastelein dengan harga Rp 2,4 juta.

Tanah di Depok saat itu berstatus partikelir yang artinya bukan milik pemerintah sehingga bebas dari kekuasaan pemerintah Hindia Belanda.

Bahkan ketika Chastelein membeli tanah di Depok, kawasan kota tersebut masih berupa hutan belantara.

Kemudian Chaslestein membabat hutan di Depok untuk membuka lahan garapan bersama bantuan para budaknya dari berbagai daerah.

Awalnya, cakupan kawasan Depok sangat luas yang mana mulai dari semua daerah Depok saat ini, Pasar Minggu Jakarta Selatan, sampai Gambir Jakarta Pusat.

Sebagai pembeli tanah di Depok, Chastelein kemudian mendiami Depok beserta para budaknya.

Dalam sejarah Kota Depok, pada abad ke=18, Depok menjadi wilayah administratif dengan pemerintahan sipil.

Di mana Chastelein sendiri yang menjadi penguasa pertama sekaligus pendiri Depok.

Presiden Pertama di Depok

Depok memiliki presiden pertama di tahun 1913 yang bernama Gerrit Jonathas.

Ia menjabat pada tahun 1913 silam dengan pemerintahan bernama Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok.

Pusat pemerintahan kota Depok pada saat itu berada di titik Kilometer 0 yang kini ditandai dengan tugu Depok.

Pemilihan presiden dalam sejarah Kota Depok yaitu secara demokratis oleh rakyat yang menetap di Depok.

Sementara itu, gedung pemerintahan Depok berlokasi tidak jauh dari Kilometer 0 yang sempat menjadi Rumah Sakit Harapan sebelum tutup beberapa waktu lalu.

Pada masa presiden pertama di Depok, Gerrit Jonathas hanya menjabat dalam kurun waktu 3 tahun.

Setelah Gerrit Jonathas, ada tiga presiden lagi yang kemudian memimpin Depok.

Mereka adalah Martinus Laurens yang memimpin di tahun 1921, kemudian Leonardos Leander di tahun 1930, dan terakhir Johannes Matjis Jonathans pada tahun 1952 silam.

Sayangnya, tidak ada catatan lebih detail tentang masing-masing presiden tersebut selama masa pemerintahannya.

Terbentuknya Kota Depok

Pemerintah Belanda mengizinkan Depok membentuk presiden dan pemerintahan sendiri setingkat Gemeente atau Desa Otonom di tahun 1871.

Namun, keputusan tersebut berlaku sampai tahun 1942 silam, dan kemudian dihapus pada tahun 1952.

Penghapusan kebijakan Gemeente terjadi setelah perjanjian pelepasan hak antara pimpinan Gemeente Depok dan Pemerintah RI.

Sejak saat itulah, mulai pemerintahan Kecamatan Depok yang ada dalam lingkungan Kewedanan atau Pembantu Bupati yang meliputi 21 Desa.

Kemudian, pembangunan wilayah pun mulai gencar di tahun 1976 silam lewat proyek Perumnas era Orde Baru.

Pembangunan Perumnas Depok I dan Perumnas Depok II di era Orde Baru tersebut memicu perkembangan Depok lebih pesat.

Sampai akhirnya di tahun 1981 silam, pemerintah pun membentuk kota Administratif Depok di Jawa Barat.

Peresmian Depok sebagai Kota Administratif pun berlangsung pada tanggal 18 Maret tahun 1982 silam.

Pihak yang meresmikan Kota Administratif Depok kala itu adalah Menteri Dalam Negeri yaitu H. Amir Machmud.

Sejak tahun 1999 silam, sejarah Kota Depok pun berkaitan tentang statusnya yang menjadi kotamadya atau kota lewat UU No. 15 tahun 1999.

Lanjutkan Membaca
Back to top button