Berita
Trending

Prank Penculikan Anak SD Viral, Ini Dampaknya!

Akhir-akhir ini warganet pengguna sosial media di Indonesia tengah merasa geram dengan viralnya video yang memperlihatkan tentang prank penculikan anak SD.

Memang tampaknya belakangan ini aksi prank dari para konten creator semakin meresahkan masyarakat.

Selain itu aksi prank penculikan seperti itu tentu saja sangat meresahkan para korban ataupun orang tuanya.

Pasalnya dalam video, terlihat anak yang menjadi korban prank terlihat ketakutan sampai mencoba melarikan diri.

Viral Video Prank Penculikan Anak

Video yang kini menjadi viral tersebut memperlihatkan dua orang pengendara yang telah menyakiti 2 anak SD.

Kedua anak perempuan itu masih memakai seragam putih-putih dan lengkap dengan dasi berwarna merah.

Saat tengah berjalan, pengendara motor berhenti tepat di depan anak-anak tersebut dan langsung mengatakan ingin menculik mereka.

Terdengar perekam video tersebut bertanya “tak culik mau gak?” sambil merekam ekspresi wajah sang anak.

Lantaran merasa terancam menjadi korban penculikan, kedua anak perempuan dalam ideo langsung menggelengkan kepala mereka.

Bukan itu saja, keduanya juga memperlihatkan ekspresi panik sekaligus ketakutan lantaran langsung berlari menghampiri teman lainnya yang ada di depan.

Bahkan anak perempuan dalam video prank penculikan anak SD menolak dengan tegas sambil mulai menangis ketakutan.

Sesudah berhasil membuat anak SD tadi merasa takut lantaran menjadi sasaran prank penculikan, kedua pengendara motor langsung tertawa puas.

Selain itu perekam video juga bergegas meninggalkan lokasi.

Aksi viral prank penculikan anak SD yang kedua pengendara motor perempuan tersebut langsung ramai menuai komentar bernada kritikan dari warganet.

Tidak sedikit warganet yang merasa geram lantaran konten prank penculikan itu justru dapat menimbulkan trauma pada anak.

Bahaya Prank Bagi Korban

Prank yang berlebihan dan tidak bisa diterima oleh korbannya dapat memberikan dampak buruk.

Berikut ini ada beberapa dampak negatif dari prank yang biasanya menimpa para korban.

Memicu Rasa Stres

Prank yang terlalu berlebihan akan menimbulkan perasaan frustasi, marah dan sedih.

Apalagi kalau orang yang melakukan prank tersebut lebih tua atau lebih berkuasa.

Karena itulah korban tak dapat mengutarakan apa yang dia rasakan.

Semua perasaan negatif tersebut bisa memicu stress pada diri korban.

Menimbulkan Trust Issue

Aksi prank yang berbentuk kebohongan dan terus berlangsung berulang kali bisa menimbulkan trust issue.

Maksud dari trust issue ini adalah rasa tidak percaya kepada orang lain lantaran sudah merasa terkhianati serta membuat korban merasa kecewa.

Merasakan Perasaan Tidak Aman

Perasaan trust issue yang tercipta bisa berubah menjadi perasaan tidak aman karena tidak ada satupun orang yang bisa korban percaya.

Menurut psikolog, anak yang terus menerus mengalami prank bisa mengembangkan perasaan yang tidak aman.

Apalagi jika anak yang menjadi korban masih berada di usia early childhood yaitu 6 sampai 12 tahun.

Anak yang kerap mendapat prank dalam rentang usia tersebut bisa menghambat tumbuh kembangnya.

Mudah Merasa Takut, Cemas dan Trauma

Prank yang terlalu berlebihan dan membahayakan bisa membuat korban merasa trauma.

Pasalnya kehidupan korban prank berbeda sebelum terkena atau terlalu sering menjadi korban prank.

Rasa trauma itu bisa timbul dari perasaan cemas serta takut yang berlebihan.

Menjadi Pembully atau Perundung

Kalau korban tak dapat melampiaskan amarah kepada pembuat prank, maka berdampak terhadap perilakunya.

Di mana korban tersebut akan mengarahkan rasa marahnya atau kekesalannya kepada orang lain.

Karena semua dampak negatif dari aksi tersebut, ada baiknya pelaku perekam video prank penculikan anak SD ditindak lanjuti.

Dengan demikian aksi prank yang berlebihan tidak akan terjadi lagi.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Back to top button