Berita

Cara Mengobati Penyakit Tumor Testis

PMB Unigal
PMB Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
H. Dindin Hardi S.Pd.,M.Pd
PMB Unigal
pmb Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
H. Dindin Hardi S.Pd.,M.Pd

Informasi tentang penyakit tumor testis belakangan ini banyak dicari oleh masyarakat bahkan seluruh dunia sekalipun.

Hal ini karena seorang pemain Borussia Dortmund yakni Sebastian Haller kabarnya tengah mengidap tumor testis.

Dari sinilah publik bertanya apa itu tumor testis dan bagaimana mengobatinya?

Tumor testis atau ber istilah lain tumor sel germinal adalah jenis kanker testis yang paling kerap terjadi.

Umumnya tumor sel germinal masuk ke dalam klasifikasi sebagai non seminoma dan seminoma.

Sebanyak 40 persen dari seluruh tumor sel germinal merupakan seminoma.

Walaupun kerap terjadi, tumor testis kurang umum terjadi di Asia daripada negara barat.

Kasusnya sendiri sangat rendah yakni sebesar 0,4 per 100 ribu populasi.

Mengenal Penyakit Tumor Testis

Adapun kanker testis atau testicular cancer sendiri berlangsung di testicles atau testis yang berada di skrotum tepatnya kantong kulit yang longgar di bagian bawah penis.

Sebagai informasi, testis menghasilkan hormone seks kaum pria serta sperma untuk tahap reproduksi.

Menyadur Mayoclinic daripada jenis tumor atau kanker lainnya, penyakit tumor testis tergolong jarang terjadi.

Namun tumor testis sangat mudah penderita obati, mungkin para pasien harus menjalani sejumlah perawatan ataupun kombinasi perawatan.

Gejala seseorang menderita kanker testis antara lain:

1. Adanya benjolan atau pembesaran hanya di salah satu testis. 

2. Sakit di bagian selangkangan atau pangkal perut.

3. Pembesaran atau kelembutan bagian payudara.

4. Terasa berat di skrotum.

5. Rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada bagian skrotum atau testis.

Penyebab Tumor Testis

Sementara itu penyebab tumor testis sendiri masih tergolong tidak jelas.

Bahkan dalam beberapa kasus masih belum jelas penyebab tumor testis itu sendiri.

Pihak dokter mengetahui bahwa tumor testis terjadi saat sel-sel sehat di testis kemudian berubah.

Tak jarang sel-sel sehat kemudian mengalami kelainan sehingga menyebabkan pertumbuhan yang tak terkendali serta menjadi sel kanker.

Di mana sel tersebut terus membelah bahkan saat tidak perlu sel baru.

Sel yang terakumulasi itu kemudian membentuk massa di testis seseorang.

Hampir seluruh penyakit tumor testis berawal dari sel germinal atau sel di testis yang menghasilkan sperma belum matang.

Namun belum ada informasi lebih lanjut tentang apa yang menyebabkan sel germinal kemudian menjadi abnormal serta berkembang menjadi kanker.

Ini Cara Pengobatan untuk Tumor Testis

Sesudah diagnosis dengan tumor testis, pihak dokter kemudian merekomendasikan pengobatan.

Hal ini mereka lakukan demi mencegah bahaya tumor tets semakin menyebar serta bertambah parah.

Adapun cara mengobati tumor testis yang biasanya dokter lakukan antara lain:

1. Prosedur Operasi

Pertama ada operasi yang mungkin menjadi pilihan pengobatan tumor paling utama.

Prosedur tersebut akan dokter lakukan dengan mengangkat testis yang mempunyai sel abnormal.

Dokter akan mengangkat satu atau kedua testis tergantung tingkat keparahan kondisinya.

2. Radioterapi

Tak hanya operasi, radioterapi atau terapi radiasi akan dokter lakukan menggunakan  cahaya radiasi misalnya X-ray guna membunuh sel kanker.

Umumnya terapi tersebut dokter lakukan untuk para penderita kanker tipe seminoma.

Jika memilih prosedur satu ini, penderita akan merasakan efek samping seperti mual, muntah, kulit kemerahan dan iritasi perut.

3. Kemoterapi

Para penderita tumor testis bisa juga mengikuti kemoterapi untuk pengobatan penyakit tersebut.

Hal ini dokter lakukan dengan penggunaan obat-obatan seperti bleomycin, cisplatin, ifosfamide dan lain-lain.

Obat-obatan tersebut ampuh dalam membunuh sel kanker namun bisa menimbulkan efek samping.

Adapun efek samping yang mungkin timbul antara lain rambut rontok, tubuh menjadi kelelahan, mual bahkan muntah.

Itulah informasi tentang pengertian penyakit tumor testis dan cara pengobatannya untuk para penderita.

Lanjutkan Membaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button