BeritaProvinsi Jawa BaratRegional

Makanan Tradisional Jawadah Sudah Ada Sejak Abad ke-8 M

Aqsa Guest House
PMB Unigal 2024
PMB Unigal 2024
PMB Unigal 2024
Aqsa Guest House
PMB Unigal 2024
PMB Unigal 2024
PMB Unigal 2024

Berdasarkan Babad Galuh Imbanagara, sebuah karya sastra sejarah dari Wiraaadikoesoema pada pertengahan abad 19, makanan tradisional Jawadah telah ada sejak abad ke-8 Masehi.

Cerita ini berlatar belakang masa Kerajaan Galuh di bawah pemerintahan Prabu Permanadikusumah, ayah dari Ciung Wanara yang dikenal sebagai Ki Ajar Sukaresi.

Dalam cerita tersebut, diceritakan bahwa Ki Panyumpit, seorang abdi kerajaan, gagal mendapatkan hewan buruan di Gunung Sawal untuk memenuhi permintaan makanan kesukaan raja.

Akhirnya, ia bertemu dengan Ki Ajar yang tak lain adalah Raja Galuh sendiri.

Dalam naskah disebutkan bahwa Ki Panyumpit disuguhi beberapa hidangan, salah satunya adalah “Jawadah Sakeureut”.

Menurut Pandu Radea, sejarawan dan budayawan, bahan dasar Jawadah terbuat dari tepung beras, gula merah, dan kelapa.

Di Ciamis, Jawadah menjadi salah satu makanan khas yang masih diproduksi secara tradisional di Desa Panjalu, dengan sebutan Jawadah Takir.

Namanya berasal dari wadah Jawadah yang terbuat dari daun pisang yang disemat dengan lidi, membentuk seperti perahu.

Jawadah Takir tidak hanya menjadi hidangan lezat, tetapi juga simbol budaya dan tradisi masyarakat Ciamis.

Proses pembuatannya yang masih tradisional dan bahan-bahan lokal yang digunakan menjadikannya warisan budaya kuliner yang perlu dilestarikan.

Berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan Jawadah Takir, seperti:

  • Festival Kuliner: Jawadah Takir menjadi salah satu menu utama dalam festival kuliner di Ciamis.
  • Pelatihan Pembuatan Jawadah: Pelatihan diadakan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam membuat Jawadah Takir.
  • Promosi Online: Jawadah Takir dipromosikan melalui media sosial dan platform online lainnya untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Jawadah Takir adalah makanan tradisional Ciamis yang memiliki sejarah panjang dan nilai budaya yang tinggi.

Upaya pelestarian Jawadah Takir perlu dilakukan agar warisan kuliner ini dapat terus dinikmati oleh generasi penerus.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Back to top button