Berita

Viral Mahasiswi Indonesia Kerja Jadi Petani di Jepang, Gajinya Jutaan Perhari

PMB Unigal
PMB Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
H. Dindin Hardi S.Pd.,M.Pd
PMB Unigal
pmb Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
H. Dindin Hardi S.Pd.,M.Pd

Reportasee.com – Mahasiswi Indonesia kerja jadi petani di Jepang saat ini menjadi salah satu cerita viral di jagat maya.

Bagaimana tidak, sang mahasiswi tersebut mendapatkan gaji yang cukup banyak dalam satu hari.

Bahkan menurut cerita yang beredar, mahasiswi asal Indonesia ini hanya bekerja paruh waktu saja.

Meskipun begitu ia mendapatkan gaji sebesar 10 ribu Yen atau senilai 1,3 juta rupiah.

Tentu saja warganet pun langsung membayangkan berapa gaji yang bisa ia dapatkan jika bekerja selama satu bulan penuh.

Cerita mahasiswi kerja paruh waktu sebagai petani ini viral setelah ada di unggahan akun TikTok bernama @heyedle.

Melansir dari media setempat, mahasiswi asal Indonesia yang sedang viral ini bernama asli Putri Khairunnisa.

Kabarnya ia adalah perempuan umur 24 tahun asal kota Bogor Jawa Barat.

Putrie ini kemudian menyebutkan pengalaman ketika bekerja paruh waktu sebagai petani.

Menurut ceritanya ia melakoni pekerjaan tersebut di negara Jepang pada tahun 2019 lalu.

Rupanya kala itu Putrie memiliki kesempatan untuk ikut program magang.

Adapun program magang tersebut berasal dari salah satu kampus negeri yang ada di Kota Bogor.

Di mana perguruan tinggi negeri Bogor ini bekerja sama dengan salah satu perusahaan bidang jamur yang ada di Jepang.

Ia pun mengikuti program magang dengan jadwal yang sudah pihak terkait tetapkan.

Saat ada sela di waktu luang program magangnya, dia sempat bekerja paruh waktu menjadi petani 3 hari lamanya.

Cerita Mahasiswi Indonesia Jadi Petani di Jepang dengan Gaji Fantastis

 Melansir media setempat, Putrie bercerita sebenarnya ia  magang di sebuah perusahaan jamur dan bukan padi.

Namun kalau padi seperti yang ada di unggahan viral mahasiswi Indonesia kerja jadi petani di Jepang, dia hanya mencoba part time.

Bukan hanya itu, Putrie menyebut dalam satu hari penuh dia bekerja dalam waktu 8 jam.

Walaupun berada di negara orang, dia mendapatkan perlakuan yang baik terutama dari pemilik lahan padi pertanian tersebut.

Putrie pun mengatakan alasannya pula bekerja paruh waktu sebagai petani di Jepang.

Menurut Putrie ia merasa tertarik dengan cara masyarakat Jepang menanam padi di negaranya.

Dia menuturkan lahan untuk menanam padi yang ada di Jepang berbeda dengan yang ada di tanah air.

Mahasiswi jurusan agribisnis ini menuturkan kegiatan kerja paruh waktunya ini menambah pengetahuannya tentang pertanian.

Bukan hanya itu, Putrie merasa tertarik dengan menanam padi di Jepang karena ketika salju turun tentunya tanaman tak bisa tumbuh.

Ia menjelaskan mereka menanam bukan di wilayah sawah melainkan di greenhouse.

Petani Jepang memakai wadah berupa beberapa lapis tanah serta bibit lalu menaruh di wadahnya juga menggunakan mesin.

Dengan demikian petani di Jepang menanam dengan takaran yang sudah otomatis.

Ternyata Putrie tidak sendiri sebab ada juga sejumlah mahasiswa asal Indonesia mengikuti kegiatan yang sama dengannya.

Cerita Putrie serta teman-temannya bekerja menjadi petani itu sampai masuk ke surat kabar Jepang pada kala itu.

Masih dalam unggahan yang sama, Putrie turut membagikan ceritanya ikut program magang di perusahaan bidang jamur di negara Jepang.

Dia belajar berbagai hal mengenai pertanian yang ada di perusahaan jamur sampai 10 bulan lamanya.

Bukan sekedar ilmu dan pengalaman, Putrie turut mendapat bayaran yang hampir serupa.

Jumlah bayarannya pun mencapai 10 ribu yen atau senilai 1,3 juta rupiah setiap harinya.

Dalam cerita mahasiswi Indonesia kerja jadi petani di Jepang, Putrie menuturkan ia mendapat bayaran 800 yen setiap jamnya.

Lanjutkan Membaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button