Dalam sebuah diskusi yang berlangsung di lokasi sakral, Eyang Basroni menjelaskan asal usul Qosuroh fi Al-Ahmar, sebuah pohon legendaris yang memiliki hubungan dengan Sidratul Muntaha.
Pohon ini diyakini sebagai sumber keberkahan yang luar biasa bagi umat manusia, terutama yang memiliki keimanan dan akhlak mulia.
Eyang Basroni, tokoh spiritual yang dihormati, memulai penjelasannya dengan mengajak muridnya, Mas Blendos dan Mas Arya, ke sebuah tempat yang dianggap memiliki energi spiritual.
Di lokasi tersebut terdapat sebuah sumur tua yang menurutnya bukan hanya sekadar mata air biasa.
“Apa yang kamu lihat di dalam sumur ini hanyalah air, tetapi sejatinya ini adalah mata air yang menyalurkan keberkahan ke berbagai tempat,” ungkap Eyang Basroni.
Asal Usul Qosuroh fi Al-Ahmar
Menurut Eyang Basroni, Qosuroh fi Al-Ahmar berasal dari Sidratul Muntaha, sebuah pohon suci yang terletak di langit ketujuh, dekat dengan Surga sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran Surat An-Najm ayat 13-14.
Pohon ini menjadi puncak segala sesuatu yang naik dari bumi dan turun dari langit, serta tempat terakhir arwah para syuhada yang mendapat karunia dari Allah SWT.
“Daunnya seperti telinga gajah, buahnya seperti kendi besar, dan dahan-dahannya terbuat dari mutiara dan permata,” jelasnya.
Pohon ini, menurut Eyang, hanya bisa dijangkau oleh Rasulullah SAW dalam perjalanan Isra Mi’raj.
Bahkan Malaikat Jibril tidak mampu melewati batas Sidratul Muntaha, menjadikannya tempat dengan keagungan luar biasa yang hanya diketahui oleh Rasulullah SAW.
Keberkahan yang Menyebar
Dalam diskusi tersebut, Eyang Basroni meminta Mas Arya untuk memasukkan biji Qosuroh fi Al-Ahmar ke dalam sumur sakral yang berada di tempat tersebut.
Tindakan ini, menurutnya, akan menyebarkan keberkahan dari pohon suci ke seluruh mata air di Pulau Jawa.
“Setiap manusia yang berwudu dari air ini akan mendapatkan keberkahan, terutama mereka yang berziarah ke makam-makam waliullah,” ujarnya.
Namun, ia menegaskan bahwa keberkahan sejati bukan hanya dari Qosuroh fi Al-Ahmar, melainkan dari keimanan dan amal kebaikan manusia itu sendiri.
Pesan untuk Generasi Penerus
Eyang Basroni juga memberikan pesan penting kepada para generasi penerus agar menanamkan “benih kebaikan” yang berasal dari Qosuroh fi Al-Ahmar.
Menurutnya, biji dari pohon ini bukan hanya simbol, tetapi juga harapan untuk menumbuhkan manusia-manusia yang berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi umat.
“Manusia pilihan adalah mereka yang memiliki akhlak terbaik. Tugas kita adalah menyampaikan pesan ini dan menanam benih kebaikan di mana pun kita berada,” tuturnya.
Di akhir penjelasannya, Eyang Basroni mendoakan agar umat manusia, terutama generasi muda, menjadi individu yang terpilih, diberkahi, dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
“Saya berharap kalian semua dapat menjadi manusia yang dipercaya untuk menebar kebaikan dari Qosuroh fi Al-Ahmar ini,” tutupnya sambil membaca Al-Fatihah.
Saksikan kisah lengkapnya di kanal YouTube Blendos Misteri. Jangan lupa untuk like, komentar, dan bagikan cerita ini kepada teman dan keluarga Anda!
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.