Berita

Dampak Stimulus AS ke Ekonomi RI

PMB Unigal
PMB Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
PMB Unigal
PMB Unigal
pmb Unigal
Aqsa Guest House

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan bekerja keras menjaga fundamental ekonomi.

Yang menjadi pemicun adalah perubahan kebijakan pemerintah Amerika Serikat hingga wacana imbas pengetatan moneter seperti yang terjadi pada 2013.

Begitu juga dengan dampak pertumbuhan ekonomi dari China.

Begitu ia akrab sapa, saat menjadi pembicara acara yang di selenggarakan Fitch Ratings secara virtual.

Ani menerangkan kebijakan AS yang membuat gejolak di pasar keuangan dan ekonomi adalah pemberian stimulus fiskal senilai US$1,9 triliun.

Stimulus ini pada era pemerintahan presiden baru, Joe Biden.

Salah satu dampak yang muncul dari pemberian stimulus fiskal ini adalah tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury yang meningkat.

Menurut catatannya, yield US Treasury untuk tenor 10 tahun naik sekitar 85 persen dari 0,92 persen menjadi 1,7 persen dari kurun waktu 1 Januari sampai 19 Maret 2021.

Kenaikan yield obligasi dari negeri Paman Sam ikut mengerek yield surat utang dari negara-negara lain. Misalnya, yield surat utang Filipina misalnya, naik 48 persen.

Begitu juga dengan Brasil dan Rusia yang sama-sama naik 29 persen. Tapi, Indonesia masih ‘untung’ karena kenaikan yield cuma berkisar 11 persen sejak yield US Treasury meroket.

Hal ini, menurutnya, bisa menjadi modal bagi prospek ekonomi Indonesia ke depan agar tidak jatuh saat gelojak terjadi.

Pasalnya, hal ini mencerminkan fundamental yang terjaga dari ekonomi tanah air.

Lebih lanjut, terkait wacana taper tantrum 2013 akan kembali terulang, bendahara negara itu memastikan setidaknya Indonesia memiliki fundamental yang lebih baik.

Salah satunya tercermin dari porsi kepemilikan surat utang Indonesia oleh asing saat ini.

Menurut catatannya, jumlah kepemilikan surat utang Indonesia oleh asing di bawah 30 persen pada saat ini.

Jumlah ini, katanya, lebih rendah dari saat kondisi taper tantrum 2013 lalu.

Menurutnya, kepemilikan surat utang oleh investor dalam negeri bisa memperkuat fundamental ekonomi Indonesia.

Lanjutkan Membaca
Back to top button