Berita

Antibiotik, Inilah Kebiasaan Keliru Saat Meminumnya

PMB Unigal
PMB Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
H. Dindin Hardi S.Pd.,M.Pd
PMB Unigal
pmb Unigal
PMB Unigal
Aqsa Guest House
H. Dindin Hardi S.Pd.,M.Pd

Reportasee.com – Penggunaan Antibiotik  harus dengan petunjuk dokter. Hindari kebiasaan keliru minum Antibiotik agar tidak membahayakan tubuh.

Memahami Tentang Antibiotik

Antibotik merupakan obat yang berguna untuk membunuh bakteri maupun  sel penyakit. Selain itu juga mampu mengatasi infeksi peradangan akibat alergi atau virus.

Sejarah Antibiotik, pertama kali tercetus oleh Paul Elrich pada tahun 1910, hingga saat ini masih populer dan  berguna di industri kesehatan.

Antibiotik berasal dari kata Anti yang berarti melawan, dan biotik yang memiliki makna sesuatu yang hidup.

Menurut pemahaman Waksman (2004) mendefinisikan Antibioik sebagai penghambat sekaligus membunuh bakteri maupun virus.

Biasanya dokter akan  menganjurkan Antibiotik sebagai obat dengan  memperhatikan keluhan pasien, kondisi kesehatan tubuh, penggunaan dan efek samping.

Ada beberapa orang yang harus menghindari Antibiotik, yaitu wanita hamil dan menyusui, seseorang yang sedang menjalani pengobatan, dan orang yang memiliki alergi Antibiotik.

Dalam dunia kesehatan, terdapat istilah Profilaksis. Memiliki pemahaman yaitu melakukan pencegahan bakteri dan virus dengan menggunakan Antibiotik.

Biasanya Profilaksis merujuk pada orang-orang yang memiliki gangguan kesehatan Glukoma atau menjalani operasi pergantian sendi.

Jenis-jenis

Ada beberapa jenis, adapun pembagiannya yaitu

Sefalosporin

Safalosporin mengatasi gangguan kesehatan seperti otitis media, infeksi kemih dan infeksi kulit.

Safalosporin  memiliki efek samping yaitu membuat pusing, nyari di dada, dan rasa kaget atau shock setelah meminum obat.

Dalam ranah medis, Sefalosporin terdiri dari beberapa jenis, antara lain yaitu Cefadroxil, Cefuroxime, Cefixime, Cefoperazone, Cefotaxim, Cefotiam, Cefepime, dan Ceftarolin.

Aminoglikosida

Mengatasi otitis ekterna, infeksi kulit, dan peritonitis.

Jenis Amninoglikosida terdiri dari Paromomcyin, Tobramacyin, Gantamicin, Amikacin, Kanamycin, Kanamycin, dan Neomycin.

Tetrasiklin

Tetrasiklin berguna untuk mengatasi sifilis, anthrax, tifus, brucellosis, dan jerawat.

Namun ada pembatasan Tetrasiklin, yakni seseorang yang memiliki umur di bawah 12 tahun tak boleh mengonsumsinya.

Adapun jenisnya yaitu terdiri dari Doxycycline, Minocycline, Tetracycline, Oxytetracycline, dan Tigecycline.

Makrolid

Makrolid berguna untuk mengobati bronchitis, sensitivis, lyme, pemfigus dan sinusitis.

Namun penggunannya tak bisa bersamaan dengan obat yang mengandung Cisapride.

Jenis Makrolid terdiri dari Erythromycin, Azithromycin, dan Clarithomycin.

Quinolanoe

Quinolanoe berguna untuk mengatasi infeksi tulang, cystitis, servisitis, maupun infeksi yang ada pada kulit.

Efek samping yang timbul akibat Quinolanoe yaitu munculnya gangguan pada sistem saraf di pusat.

Sulfa atau Sulfanomida

Sulfanomide untuk mengobati saluran kemih, bronkitis, pneuomonia, maupun infeksi yang ada mata dan telinga.

Selfanomida terdiri dari Sulfamethoxazole, dan Sulfasixazole.

Penisilin

Penisilin mengobati gangguan kesehatan seperti meningitis, gonore dan faringitis. Penisilin berbentuk sirub, tablet, kapsul beserta suntik.

Adapun jenisnya yaitu terdiri dari Amoxicilin, Ampicilin, Oxacilin, Penicilin G, dan Penicilin VK.

Kebiasan Keliru Saat Minum Antibiotik

Saatnya Anda untuk mengetahui kebiasaan salah agar tidak melakukannya, antara lain :

Tidak Berkomunikasi dengan Ahlinya yaitu Dokter

Mudahnya Antibiotik yang  ada di Apotik, membuat beberapa orang dengan mudah untuk mendapatkannya. Padahal sejatinya aturan untuk mengonsumsi harus dengan anjuran dokter.

Hal ini karena dalam mendiagnosis suatu penyakit tidak boleh hanya karena menduga atau melalui perkiraan semata.

Jika ada orang diluar sana yang dengan asal membuat takaran resep sendiri untuk Antibiotik itu jelas-jelas keliru.

Masih Menyimpan Sisa-sisa dari Antibiotik

Pada ranah medis, resep Antibiotik akan berguna selama 3 hingga 5 hari.  Lama atau tidak penggunaan dari Antibiotik tergantung parah dan kesembuhan yang orang tersebut alami.

Meskipun begitu, faktanya ada orang yang  2 hari bahkan sehari saja langsung sembuh setelah minum, lantas sisa-sisa dari Antibiotik justru dia simpan.

Penyimpanan  tersebu dia lakukan dengan dalih kalau suatu saat akan kambuh atau sakit lagi, sudah memiliki obat, padahal tindakan seperti ini justru salah besar.

Sebab dokter sudah meresepkan banyaknya takaran obat untuk dia minum sesuai dengan tingkat gejala penyakit maupaun kondisi tubuhnya saat itu.

Mencoba Mengobati Sendiri

Tak jarang masyarakat menyimpan resep Antibiotik yang pernah dokter  berikan untuknya.

Kemudian jika mereka memiliki  gejala gangguan kesehatan,  mereka mengonsumsi serupa dengan apa yang sudah dokter resepkan sebelumnya.

Tindakan ini jelas-jelas salah, karena mereka hanya mengobati berdasarkan perkiraan saja dan bukan melakukan pemeriksaan secara valid.

Tak Memperhatikan  Jam Minum

Dalam membuat resep untuk Antibiotik, kadang dokter memberikan jam minum yang tak sama. Namun justru hal ini kurang masyarakat perhatikan.

Tindakan tersebut merupakan hal yang tak tepat, karena waktu yang dokter berikan juga sebagai informasi ideal reaksi obat kepada tubuh.

Minum dengan Susu

Ketika minum Antibiotik usahakan agar tidak bersamaan dengan minum susu. Meskipun susu menekan rasa pahit, justru susu dapat merusak zat-zat yang ada dalam Antibiotik.

Daripada minum dengan susu, lebih baik minum saat perut sudah kenyang, minumlah dengan air putih, atau melarutkan Antibiotik sehingga zat-zat yang ada dapat bereaksi secara maksimal.

Itulah  informasi seputar Antibiotik beserta tata cara untuk menghindari kebiasaan dalam meminumnya.

Lanjutkan Membaca
Back to top button